Strategi Sukses Live Shopping, Pelaku UMKM Bisa Coba Lakukan Ini!

Tahukah Sahabat, Indonesia termasuk negara kedua pemilik startup terbanyak di Asia setelah India? Per 2020, Indonesia memiliki 2.206 startup, mengalahkan Singapura sebanyak 962 startup, dan China dengan 585 startup.

Di tahun yang sama, e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia memimpin dengan penjualan tertinggi, yaitu dengan nilai transaksi per jam masing-masing senilai Rp23 miliar dan Rp22,7 miliar.

Data dari Startup Ranking 2020 tersebut menunjukkan potensi startup dan platform media sosial di Indonesia, khususnya untuk peluang bisnis, tak terkecuali bagi para pelaku UMKM.

Salah satu tren promosi yang sedang hype di media sosial dan platform e-commerce yaitu live shopping, atau berjualan secara live streaming. Pelaku UMKM dapat melakukannya secara gratis dan meraih peningkatan penjualan, tentunya dengan strategi yang tepat.

Dosen Manajemen Universitas Bina Nusantara, Johanes Ronaldy Polla menjelaskan, sebelum memulai live shopping, ada baiknya pelaku UMKM memerhatikan beberapa hal, seperti memilih waktu siaran yang tepat, durasi waktu live yang sesuai, koneksi internet yang lancar, dan rutin mengunggah konten sebelum memulai live shopping.

“Pelaku UMKM perlu melakukan promosi sebagai bentuk pengenalan dan penawaran produk kepada para penonton,” paparnya dalam acara Kelas Komunitas Sahabat UMKM Temu #7 bertajuk ‘Tingkatkan Penjualan Online dengan Mengoptimalkan Tren Metode Live Shopping’ yang diadakan secara daring, Selasa (30/5/2023).

Ronald berbagi beberapa strategi teknis yang perlu diperhatikan oleh pelaku UMKM saat akan melakukan live shopping. Antara lain seperti menyiapkan pencahayaan yang cukup terang agar kualitas video menjadi lebih baik saat live shopping, perhatikan posisi kamera yang tetap dan tidak berpindah tempat, serta melakukan live shopping di tempat yang tenang agar suara terdengar jelas.

Ronald pun menyebutkan beberapa peraturan dalam live shopping yang tidak boleh dilanggar, seperti tidak boleh menyebutkan merek ternama, tidak boleh menyebutkan marketplace lain, tidak boleh menyebutkan kontak atau nomor ponsel, tidak boleh membahas hal-hal sensitif, tidak boleh  menyebutkan kata giveaway, serta tidak boleh ada anak kecil di dalam tayangan live shopping.

“Sebaliknya, lakukanlah beberapa hal ini kalau mau live shopping sukses, yaitu berkolaborasi dengan kreator konten yang sedang naik daun, menciptakan interaksi seru seperti flash sale, dan menunjukkan cara pemakaian dan manfaat produk selama live stream,” pungkas Ronald.

Selain itu, pelaku UMKM juga dianjurkan untuk memperkenalkan produk secara detil kepada audiens saat sedang live shopping, dan tak lupa sering-sering menonton live shopping dari pelaku usaha lainnya untuk inspirasi.

“Kata kuncinya konsisten. Algoritme di TikTok, Instagram dan Shopee, mereka akan ngeboost orang-orang yang konsisten live shopping. Cuma bisa setengah jam ngga apa-apa, tapi jangan sampai bolong,” tutup Ronald.

Ini Dia Daftar Media Sosial Terpopuler, Ada di Mana Target Audiensmu?

Tahukah Sahabat, secara global ada enam media sosial terpopuler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Peringkat pertama ternyata bukan Instagram atau TikTok, melainkan Facebook.

Dosen International Business Management, Universitas Bina Nusantara, Alexander Batara Marpaung memaparkan, berdasarkan penelitian di Word Stream pada 2022, ada beberapa media sosial yang populer digunakan masyarakat dunia.

“Ada Facebook yang dominan digunakan angkatan baby boomers, lalu Instagram yang digunakan orang tua hingga anak-anak muda, sedangkan pengguna TikTok lebih ke anak muda dan remaja,” pungkasnya dalam Kelas Komunitas Sahabat UMKM bertajuk “Jangan Cuma Buat Eksis, Yuk Manfaatkan Sosial Media untuk Bisnis” yang berlangsung secara daring pada Selasa, (23/5/2023).

Media Sosial Terpopuler di 2022 menurut Word Stream. (Foto: www.wordstream.com)

Word Stream menetapkan Facebook sebagai media sosial terpopuler secara global, yang didominasi pengguna angkatan baby boomers serta milenial usia 25-34 tahun. Facebook menggunakan strategi local marketing, advertising, dan relationship building, serta mencakup berbagai industri seperti kecantikan, kesehatan, kesehatan, finansial, dan restoran.

Instagram menduduki posisi kedua terpopuler, dengan pengguna didominasi gen Z dan milenial. Media sosial Instagram menggunakan strategi e-commerce, organic engagement dan influencer, mencakup industri olahraga, nonprofit, barang konsumsi, dan perlengkapan kantor.

Di posisi berikutnya berturut-turut ada Twitter yang sebagian besar penggunanya berusia 25-49 tahun, dan LinkedIn yang digunakan pengguna berusia 46-55 tahun untuk taraf profesional.

TikTok ada di peringkat kelima, dengan pengguna terbanyak berusia 10-19 tahun didominasi perempuan sebanyak 60 persen, diakhiri dengan Snapchat yang banyak digunakan remaja namun tidak populer di Indonesia.

Alex mengingatkan bagi para pelaku UMKM untuk menentukan pangsa pasar produk sebelum memutuskan media sosial yang tepat untuk promosi. Misalnya, untuk orang yang sudah berumur kah, anak muda, dan sebagainya.

Dirinya mencontohkan kasus Rumah Perubahan milik Prof. Rhenald Kasali yang sempat diiklankan di Facebook namun sangat sedikit yang tertarik.

“Begitu ke Instagram mulai agak banyak namun belum memuaskan, masuk ke TikTok mulai meledak kunjungannya,” tutup Alex.

5 Tips Kelola Media Sosial untuk Kembangkan Usahamu

Ada berbagai cara meningkatkan penjualan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satunya dengan mengelola media sosial untuk mempromosikan usaha.

Dosen International Business Management, Universitas Bina Nusantara, Alexander Batara Marpaung mengatakan, ada sejumlah langkah yang harus diperhatikan bagi pelaku UMKM yang ingin memanfaatkan media sosial.

“Pertama, buat tim pengelola yang bertanggung jawab, pilihlah orang yang benar-benar bisa berkomitmen,” jelas Alex dalam Kelas Komunitas Sahabat UMKM bertajuk “Jangan Cuma Buat Eksis, Yuk Manfaatkan Sosial Media untuk Bisnis” yang berlangsung secara daring pada Selasa, (23/5/2023).

Dosen International Business Management, Universitas Bina Nusantara, Alexander Batara Marpaung saat menjadi narasumber Kelas Komunitas Sahabat UMKM yang berlangsung secara daring pada Selasa, (23/5/2023).

Apabila belum bisa membentuk tim, tidak masalah, selama bisa berkomitmen untuk mengelola media sosial secara rutin dengan strategi yang telah dibuat sebelumnya.

Langkah kedua, tentukan tujuan. Alex menuturkan, tujuan media sosial yang digunakan harus jelas, apakah hanya sekadar promosi memperkenalkan produk, atau memang ingin membentuk suatu komunitas untuk brand engagement misalnya.

“Kemudian, buat kalender konten dengan konsisten. Kontennya harus dibuat semenarik mungkin, jangan ala kadarnya, karena calon customer bisa melihat profesionalitas kita,” imbuhnya.

Selanjutnya, pelaku UMKM juga dianjurkan untuk mendengarkan konsumen. Mengetahui apa keinginan mereka, seperti apa keluhannya, dan sebagainya. Evaluasi secara reguler, konten seperti apa yang menarik bagi konsumen.

Selain itu, Alex juga menegaskan ada hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di media sosial. Pertama, boleh berinteraksi dengan calon pelanggan atau pengunjung media sosial, namun dilarang menyebarkan pesan spam.

Kedua, boleh memanfaatkan hashtag, namun jangan menggunakannya terlalu banyak. Membuat konten bermanfaat itu sangat dianjurkan, tapi jangan membuat konten yang kontroversial.

Kemudian, dengarkan konsumen, bagaimana keinginan mereka dan sebagainya. Lalu monitor secara reguler, orang tertarik di konten seperti apa? Harus menyesuaikan dengan konsumen.

“Gunakan bahasa yang sesuai dengan karakter brand dan buat jadwal posting,” ujar Alex.

Dia menganjurkan untuk tidak posting terlalu sering. Posting sekali sehari hingga seminggu tiga kali adalah rumus yang ideal agar followers juga tidak begah dan terganggu.

Lebih lanjut, usahakan menjawab setiap komentar maupun kritik yang masuk, dan tak lupa gunakan elemen visual yang menarik.

Kemampuan mengelola media sosial untuk meningkatkan bisnis ini menjadi salah satu yang perlu diasah oleh pelaku UMKM Indonesia. Hal tersebut merupakan tujuan diselenggarakannya kelas komunitas secara rutin.

Kelas Komunitas Sahabat UMKM bertajuk “Jangan Cuma Buat Eksis, Yuk Manfaatkan Sosial Media untuk Bisnis” yang berlangsung secara daring pada Selasa, (23/5/2023).

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Sahabat UMKM, Faisal Hasan Basri mengatakan, Kelas Komunitas online ini rutin diadakan karena ingin berinteraksi dengan seluruh pelaku UMKM di Indonesia, tidak hanya di satu wilayah saja.

“Harapannya, teman-teman bisa bergabung ke Sahabat UMKM, tujuannya untuk membangun UMKM yang punya daya saing, bisa naik kelas, itu yang akan terwujud,” ujarnya.

Jangan Sekadar Buat Eksis, Yuk Manfaatkan Media Sosial untuk Bisnis

Dibutuhkan strategi komunikasi dalam menggunakan media sosial atau social media agar pesan yang ingin diutarakan dapat tersampaikan dengan efektif dan tepat sasaran. Hal ini perlu diketahui terutama bagi para pelaku UMKM yang ingin mempromosikan produknya.

Dosen International Business Management, Universitas Bina Nusantara, Alexander Batara Marpaung menjelaskan, penggunaan media sosial sebagai platform bisnis penting sebagai sarana promosi, namun perlu direncanakan strategi yang tepat guna menjangkau konsumen lebih luas.

“Kita harus bangun rasa tertarik dari calon konsumen yang akan meningkatkan traffic ke produk kita, supaya efek penjualannya juga lebih kuat,” paparnya dalam Kelas Komunitas Sahabat UMKM bertajuk “Jangan Cuma Buat Eksis, Yuk Manfaatkan Sosial Media untuk Bisnis” yang berlangsung secara daring pada Selasa, (23/5/2023).

Pria yang akrab disapa Alex ini melanjutkan, media sosial berfungsi untuk memperluas jaringan dan menjangkau lebih banyak pembeli. Strategi pemasaran secara digital melalui media sosial termasuk cukup murah, efisien dan efektif.

Selain itu, media sosial dapat meningkatkan popularitas produk, menjadi tempat bagi elanggan untuk mengetahui setiap produk yang ditawarkan, dan mendapatkan pelanggan baru.

“Sosial media juga dapat membantu meningkatkan peringkat di search engine dengan meningkatkan traffic, apabila Bapak atau Ibu memiliki website,” imbuh Alex.

Untuk menunjang pemasaran melalui media sosial, pelaku UMKM perlu melakukan sejumlah strategi komunikasi yang baik. Salah satunya yaitu teknik Bullseye atau infografis untuk menentukan media sosial mana yang paling tepat untuk sebuah usaha rintisan (start-up).

Alex memaparkan, langkah pertama yaitu melakukan brainstorming dengan membuat daftar semua media sosial yang mungkin digunakan, dan tuliskan ide-ide yang bisa diaplikasikan. Langkah kedua, mengelompokkan semua media sosial dalam tiga kategori sesuai peruntukannya, seperti inner circle, potential, dan long shot.

Untuk pelaku UMKM dianjurkan fokus pada inner circle, agar dapat terhubung dengan pelanggan dan calon pelanggan di level yang lebih personal, lebih akrab dan bersahabat.

“Fokus pada kategori inner circle saja, dan harus ada tiga media sosial di kategori ini, tidak lebih dan tidak kurang, yaitu Youtube, Instagram, dan TikTok,” lanjutnya.

Langkah selanjutnya, tambah Alex, yaitu menguji ide-ide konten di media sosial secara bersama-sama, yang mana yang paling laku? Misalnya, ternyata menggunakan TikTok lebih ramai dibandingkan Facebook atau Instagram.

“Kita lihat mana media sosial yang paling efektif, kemudian maksimalkan pemasarannya,” ujar Alex.

Dia pun berpesan agar para pelaku UMKM tetap menjaga hubungan baik dengan pelanggan, seperti membalas komentar maupun kritik dan saran yang disampaikan. Pasalnya, hubungan antara penjual dan pembeli tidak berhenti setelah transaksi produk berakhir.

English 101: 6 Tips Bahasa Inggris Praktis untuk Pelaku UMKM

Menggunakan bahasa Inggris untuk keperluan bisnis bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tidaklah sesulit yang dibayangkan. Ada cara tertentu yang bisa dicoba untuk memudahkan berbahasa Inggris saat menawarkan produk.

Associate Faculty Member Binus University, Dianti Arudi menjelaskan, sejumlah produk yang menggunakan bahasa Inggris umumnya dapat meningkatkan ketertarikan calon pembeli.

“Contoh produk minyak, apabila menggunakan istilah bahasa Inggris seperti ‘natural oil‘ atau ‘100% pure‘ maka akan meningkatkan branding produk,” ujar Dianti dalam Kelas Komunitas Sahabat UMKM bertajuk “English 101: Kuasai Bahasa Inggris dalam Berjualan agar Usaha Semakin Cuan” yang digelar secara daring, Selasa (16/5/2023).

Wanita yang akrab disapa Dian tersebut melanjutkan, untuk dapat mengomunikasikan produk dengan bahasa Inggris, para pelaku UMKM tidak perlu berpatokan pada nilai TOEFL yang tinggi. Akan tetapi, gunakan kata-kata bahasa Inggris yang dapat mendukung deskripsi produk agar tepat sasaran.

“Gunakan kata-kata bahasa Inggris yang dapat mendukung produk kita, supaya nyampe di market nya dan customer paham dengan produk kita,” imbuhnya.

Dian pun memberikan sejumlah tips bagi pelaku UMKM yang ingin mengomunikasikan produknya dalam bahasa Inggris.

Pertama, gunakan pilihan kata yang cocok sesuai dengan produk yang ditawarkan. Pilihan kata dapat dipelajari melalui kosakata atau vocabulary melalui berbagai media pembelajaran, seperti Google maupun kamus.

Kedua, Dian menyarankan untuk menghapalkan pedoman Aeronautical Telecommunication atau Radiotelephony Alphabet. Misalnya, mengeja huruf A dengan Alpha, B dengan Bravo, C dengan Charlie, dan sebagainya.

“Hal ini untuk memudahkan mengeja produk secara internasional, agar mudah dipahami oleh warga negara asing,” lanjutnya.

Pedoman pengejaan Aeronautical Telecommunication ini dapat dilihat di situs International Civil Aviation Organization (ICAO).

Tips ketiga, pastikan pengucapan kata dengan benar dan nyaman diucapkan. Sebagai contoh, ada beberapa kata yang mirip pengucapannya, seperti case (wadah) dengan cash (uang tunai), atau pengucapan tree (pohon) dengan three (tiga).

Tips keempat, pelaku UMKM juga perlu menguasai spektrum warna. Tujuannya untuk memudahkan ketika mendeskripsikan kemasan produk.

“Bapak-Ibu harus bisa menyebutkan atau menjelaskannya secara verbal, misalnya ketika sedang berada di pameran,” ujar Dianti.

Selanjutnya, pahami struktur mendasar dalam bahasa Inggris. Misalnya subject-verb-object, subject-verb-adjective atau subject-verb-adverb. Pemahaman struktur kalimat sederhana ini penting untuk memudahkan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, terutama ketika ingin menjelaskan sesuatu seperti “Our shop opens for breakfast” (toko kami buka untuk menyajikan sarapan), dan sebagainya.

Terakhir, pelaku UMKM dapat melatih diri untuk membuka topik percakapan dengan orang baru menggunakan bahasa Inggris, agar obrolan tidak membosankan. Misalnya membahas makanan dan minuman yang disukai, artis atau lagu favorit, dan lainnya.