Untuk menjawab tantangan kewirausahaan di masa pandemi serta sebagai wujud nyata upaya menciptakan dan mengembangkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkolaborasi dengan Komunitas Sahabat UMKM dan Telkom University dalam kegiatan Wirausaha Digital Mandiri Ekonomi Kreatif (Widuri Ekraf).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno memaparkan, saat ini ada sebanyak 34 juta masyarakat di Indonesia yang menggantungkan kehidupan dan mencari nafkah pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Oleh karena itu, di tengah kondisi pandemi dan tantangan ekonomi, semua pihak harus bergandeng tangan dan bekerja sama membantu pelaku usaha khususnya sektor parekraf yang terdampak pandemi.
Melalui program Widuri Ekraf, lanjut Menparekraf, diharapkan dapat membuka lapangan kerja yang sebesar-besarnya serta memberikan peluang usaha yang akan membantu menggerakkan perekonomian nasional.
“Saya yakin fokus dari program Widuri Ekraf akan meningkatkan kualitas SDM kita. Bersama di tengah masa pandemi, dapat memicu kita untuk terus aktif agar dapat melakukan berbagai inovasi. So you can do it!,” ujar Sandiaga dalam kegiatan launching Wirausaha Digital Mandiri Ekonomi Kreatif (Widuri Ekraf) yang dilakukan secara daring pada Senin, (26/7/21).
Sandiaga mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan Widuri Ekraf. Menurutnya, melalui program ini dapat memacu kolaborasi multiplatform antara Kemenparekraf, Telkom University, Komunitas Sahabat UMKM, mentor, serta para pakar sektor ekraf melalui pelatihan online dan offline yang bermanfaat untuk mencetak wirausaha mandiri yang unggul.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya menjelaskan, kegiatan Wirausaha Digital Mandiri Ekonomi Kreatif (Widuri Ekraf) dikhususkan untuk para pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) dan Bali.
Para peserta akan diberikan pengetahuan serta pemahaman mengenai pitching serta diberikan kesempatan untuk mempresentasikan produk di depan para pengusaha serta investor yang telah disiapkan oleh para panitia. Tentunya para peserta tersebut sudah melewati tahap kurasi melalui pendaftaran yang telah dibuka sejak 5-14 Juli 2021 melalui open call di media sosial dengan beberapa persyaratan yang sudah ditentukan.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Telkom University, Adiwijaya mengatakan, kerja sama yang dilakukan dalam program Widuri Ekraf sejalan dengan visi Telkom University yaitu mengembangkan digitalisasi untuk kesejahteraan serta kemajuan melalui kompetensi entrepreneurial.
Adiwijaya menambahkan, melalui program ini para wirausaha diharapkan dapat memberi kontribusi lebih untuk membantu memulihkan ekonomi nasional. Selain itu kegiatan ini juga menjadi salah satu poin penting bagi pelaku UMKM, khususnya di sektor ekraf, untuk menumbuhkan semangat serta saling bertukar informasi guna mengasah keterampilan dan kompetensi usaha.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Sahabat UMKM, Faisal Hasan Basri, yang menyampaikan jika program Widuri Ekraf dapat menjadi wadah bagi pelaku parekraf untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan dalam dunia pariwisata.
Faisal menjelaskan, bersama Kemenparekraf dan Telkom Univesity, Sahabat UMKM telah melakukan sosialisasi mengenai kegiatan Widuri Ekraf dan terjun langsung dengan mendatangi ke lokasi 5 DSP dan Bali. Widuri Ekraf karena dapat menjadi momentum untuk berbenah diri serta mengasah kemampuan agar bisa lebih berkembang di tengah masa pandemi.
“Kegiatan seperti ini menjadi momentum dan peluang bagi kita semua untuk bisa berbenah diri mengembangkan kompetensi sehingga nanti pada saatnya pandemi ini berhasil kita lewati, kita juga memiliki skill baru dan kesiapan yang lebih maksimal lagi ke depannya,” ujar Faisal.
Kegiatan Widuri Ekraf akan memfasilitasi pelatihan bagi wirausaha muda di 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) dan Bali. Nantinya, para wirausaha muda akan dilatih terkait pitching dan proses matchmaking dengan calon investor, sehingga diharapkan dapat menjadi champion dalam mendukung aktivitas pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.