Pencatatan keuangan dalam menjalankan usaha menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan bisnis. Pasalnya, sumber penghasilan dan pengeluaran dalam menjalankan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) akan lebih terukur sehingga dapat dievaluasi secara berkala.
Dosen Akuntansi Keuangan dan Manajemen Keuangan Bina Nusantara University, Yanthi Hutagaol mengatakan, UMKM yang sehat ditentukan dari kondisi keuangannya.
“UMKM yang sehat itu bisa bertumbuh, kesehatan bisnisnya dilihat dari kondisi keuangannya,” ujar Yanthi dalam acara Kelas Komunitas Sahabat UMKM Temu #2 bertajuk “Ciptakan Kondisi Usaha Jadi Lebih Baik dengan Taktik Pencatatan Keuangan yang Apik” yang diselenggarakan secara daring pada Selasa, (28/2/2023).
Yanthi menjelaskan, mencatat transaksi keuangan merupakan salah satu hal yang sangat perlu dikembangkan oleh pelaku UMKM. Pencatatan keuangan dapat menjadi sarana bisnis yang sehat.
“Intinya tujuan pencatatan transaksi keuangan bagi UMKM, salah satunya menunjukkan potensi pertumbuhan usaha. Tidak saja untuk bertumbuh sehingga bisa meminta dana ke investor, tetapi juga evaluasi diri, misalnya kita menentukan harga udah optimal belum ya?” imbuhnya.
Dalam Kelas Komunitas kali ini, Yanthi berbagi ilmu pencatatan transaksi keuangan UMKM menggunakan electronic spreadsheet atau yang biasa dikenal dengan program Microsoft Excel.
Ada beberapa hal yang diperlukan untuk membuat pencatatan keuangan. Pertama, gadget berupa laptop maupun ponsel pintar. Kedua, disiplin waktu, dan yang paling penting adalah niat yang kuat untuk terus konsisten melakukannya.
“Mau dua hari sekali, seminggu sekali, harusnya itu didisiplinkan. Lalu yang paling penting, ada niat,” pungkas Yanthi.
Secara umum, pelaku UMKM perlu menggarisbawahi bahwa harta atau aset adalah apa yang dimiliki untuk melakukan usaha. Ada yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
Yanthi pun membeberkan langkah-langkah membuat pencatatan keuangan dengan menggunakan Microsoft Excel.
Langkah pertama, membuka file baru yang masih kosong, kemudian langkah kedua adalah membuat tabel untuk pencatatan transaksi harta, antara lain terdiri dari nomor, tanggal, nominal kas, persediaan, piutang, dan peralatan.
Langkah ketiga, buat tabel pencatatan transaksi hutang dan modal sendiri. Tabel ini terdiri dari nomor, tanggal, nominal hutang dagang, nominal hutang, dan nominal modal sendiri.
Kemudian langkah keempat, mengkonversi pencatatan harta, hutang, dan modal sendiri ke dalam laporan neraca. Laporan neraca terdiri dari harta tetap, harta lancar, total harta, kewajiban hutang, total modal, dan total hutang serta modal sendiri.
“Langkah kelima, membuat tabel pencatatan transaksi penjualan dan pembelian bahan baku, kemudian dikonversi menjadi laporan laba/rugi,” ujar Yanthi.
Melalui pencatatan keuangan yang konsisten dan terperinci, pelaku UMKM akan memperoleh informasi penting mengenai kondisi keuangan usaha yang sedang dijalankan.
Informasi ini juga membantu perencanaan anggaran yang akurat serta mempersiapkan pajak dan keperluan krusial lainnya.
Berikut ini adalah Template Neraca dan Laporan Laba Rugi yang bisa di-download oleh Sahabat pelaku UMKM untuk membantu memulai pencatatan keuangan usaha.
Tonton ulang beragam materi dari Kelas Komunitas Sahabat UMKM yang telah berlangsung melalui kanal Youtube Sahabat UMKM.